Sabtu, 30 Mei 2009

Ilmu Takhrij Hadits, Cara Mentakhrij Hadist dan Ilmu Sanad

*Pengertian Takhrij*

Takhrij menurut bahasa mempunyai beberapa makna. Yang paling mendekati di
sini adalah berasal dari kata *kharaja* ( خَرَجَ ) yang artinya nampak dari
tempatnya, atau keadaannya, dan terpisah, dan kelihatan. Demikian juga kata
*al-ikhraj* ( اْلِإخْرَج ) yang artinya menampakkan dan memperlihatkannya.
Dan *al-makhraj* ( المَخْرَج ) artinya artinya tempat keluar; dan
*akhrajal-hadits
wa kharrajahu* artinya menampakkan dan memperlihatkan hadits kepada orang
dengan menjelaskan tempat keluarnya.

*Takhrij* menurut istilah adalah menunjukkan tempat hadits pada sumber
aslinya yang mengeluarkan hadits tersebut dengan sanadnya dan menjelaskan
derajatnya ketika diperlukan.

*Sejarah Takhrij Hadits*

Penguasaan para ulama terdahulu terhadap sumber-sumber As-Sunnah begitu
luas, sehingga mereka tidakmerasa sulit jika disebutkan suatu hadits untuk
mengetahuinya dalam kitab-kitab As-Sunnah. Ketika semangat belajar sudah
melemah, mereka kesulitan untuk mengetahui tempat-tempat hadits yang
dijadikan sebagai rujukan para ulama dalam ilmu-ilmu syar'i. Maka sebagian
dari ulama bangkit dan memperlihatkan hadits-hadits yang ada pada sebagian
kitab dan menjelaskan sumbernya dari kitab-kitab As-Sunnah yang asli,
menjelaskan metodenya, dan menerangkan hukumnya dari yang shahih atas yang
dla'if. Lalu muncullah apa yang dinamakan dengan *"Kutub
At-Takhrij"*(buku-buku takhrij), yang diantaranya adalah :

- *Takhrij Ahaadits Al-Muhadzdzab*; karya Muhammad bin Musa Al-Hazimi
Asy-Syafi'I (wafat 548 H). Dan kitab *Al-Muhadzdzab* ini adalah kitab
mengenai fiqih madzhab Asy-Syafi'I karya Abu Ishaq Asy-Syairazi.
- *Takhrij Ahaadits Al-Mukhtashar Al-Kabir li Ibni Al-Hajib*; karya
Muhammad bin Ahmad Abdul-Hadi Al-Maqdisi (wafat 744 H).
- *Nashbur-Rayah li Ahaadits Al-Hidyah li Al-Marghinani*; karya Abdullah
bin Yusuf Az-Zaila'I (wafat 762 H).
- *Takhrij Ahaadits Al-Kasyaf li Az-Zamakhsyari*; karya Al-Hafidh
Az-Zaila'I juga. [Ibnu Hajar juga menulis *takhrij* untuk kitab ini
dengan judul *Al-Kafi Asy-Syaafi fii Takhrij Ahaadits Asy-Syaafi* ]
- *Al-Badrul-Munir fii Takhrijil-Ahaadits wal-Atsar Al-Waqi'ah
fisy-Syarhil-Kabir li Ar-Rafi'I*; karya Umar bin 'Ali bin Mulaqqin (wafat
804 H).
- *Al-Mughni 'an Hamlil-Asfaar fil-Asfaar fii Takhriji maa fil-Ihyaa'
minal-Akhbar*; karya Abdurrahman bin Al-Husain Al-'Iraqi (wafat tahun 806
H).
- *Takhrij Al-Ahaadits allati Yusyiiru ilaihat-Tirmidzi fii Kulli Baab*;
karya Al-Hafidh Al-'Iraqi juga.
- *At-Talkhiisul-Habiir fii Takhriji Ahaaditsi Syarh Al-Wajiz Al-Kabir li
Ar-Rafi'I*; karya Ahmad bin Ali bin Hajar Al-'Asqalani (wafat 852 H).
- *Ad-Dirayah fii Takhriji Ahaaditsil-Hidayah*; karya Al-Hafidh Ibnu
Hajar juga.
- *Tuhfatur-Rawi fii Takhriji Ahaaditsil-Baidlawi*; karya 'Abdurrauf Ali
Al-Manawi (wafat 1031 H).

*Contoh :*

Berikut ini contoh *takhrij* dari kitab *At-Talkhiisul-Habiir* (karya Ibnu
Hajar) :

Al-Hafidh Ibnu Hajar rahimahullah berkata,"Hadits 'Ali bahwasannya Al-'Abbas
meminta kepada Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam tentang mempercepat
pembayaran zakat sebelum sampai tiba *haul*-nya. Maka Rasulullah
shallallaahu 'alaihi wasallam memberikan keringanan untuknya. Diriwayatkan
oleh Ahmad, para penyusun kitab Sunan, Al-Hakim, Ad-Daruquthni, dan
Al-Baihaqi; dari hadits Al-Hajjaj bin Dinar, dari Al-Hakam, dari Hajiyah bin
'Adi, dari 'Ali. Dan diriwayatkan oleh At-Tirmidzi dari riwayat Israil, dari
Al-Hakam, dari Hajar Al-'Adawi, dari 'Ali. Ad-Daruquthni menyebutkan adanya
perbedaan tentang riwayat dari Al-Hakam. Dia menguatkan riwayat Manshur dari
Al-Hakam dari Al-Hasan bin Muslim bin Yanaq dari Nabi shallallaahu 'alaihi
wasallam dengan derajat *mursal*. Begitu juga Abu Dawud menguatkannya.
Al-Baihaqi berkata,"Imam Asy-Syafi'I berkata : 'Diriwayatkan dari Nabi
shallallaahu 'alaihi wasallam bahwasannya beliau mendahulukan zakat harta
Al-'Abbas sebelum tiba masa *haul* (setahun), dan aku tidak mengetahui
apakah ini benar atau tidak?'. Al-Baihaqi berkata,"Demikianlah riwayat
hadits ini dari saya. Dan diperkuat dengan hadits Abi Al-Bakhtari dari 'Ali,
bahwasannya Nabi shallallaahu 'alaihi wasallam bersabda,*"Kami sedang
membutuhkan lalu kami minta Al-'Abbas untuk mendahulukan zakatnya untuk dua
tahun"*. Para perawinya *tsiqah*, hanya saja dalam sanadnya terdapat *
inqitha'*. Dan sebagian lafadh menyatakan bahwa Nabi shallallaahu 'alaihi
wasallam bersabda kepada 'Umar,"Kami pernah mempercepat harta Al-'Abbas pada
awal tahun". Diriwayatkan oleh Abu Dawud Ath-Thayalisi dari hadits Abi
Rafi'" [*At-Talkhiisul-Habiir* halaman 162-163]

*METODE TAKHRIJ*

Dalam takhrij terdapat beberapa macam metode yang diringkas dengan mengambil
pokok-pokoknya sebagai berikut :

*Metode Pertama, takhrij dengan cara mengetahui perawi hadits dari shahabat*

Metode ini dikhususkan jika kita mengetahui nama shahabat yang meriwayatkan
hadits, lalu kita mencari bantuan dari tiga macam karya hadits :

- *Al-Masaanid* (musnad-musnad) : Dalam kitab ini disebutkan
hadits-hadits yang diriwayatkan oleh setiap shahabat secara tersendiri.
Selama kita telah mengetahui nama shahabat yang meriwayatkan hadits, maka
kita mencari hadits tersebut dalam kitab *al-masaanid* hingga mendapatkan
petunjuk dalam satu musnad dari kumpulan musnad tersebut.
- *Al-Ma'aajim* (mu'jam-mu'jam) : Susunan hadits di dalamnya berdasarkan
urutan musnad para shahabat atau *syuyukh* (guru-guru) atau bangsa
(tempat asal) sesuai huruf kamus (hijaiyyah). Dengan mengetahui nama
shahabat dapat memudahkan untuk merujuk haditsnya.
- Kitab-kitab *Al-Athraf* : Kebanyakan kitab-kitab *al-athraf* disusun
berdasarkan musnad-musnad para shahabat dengan urutan nama mereka sesuai
huruf kamus. Jika seorang peneliti mengetahui bagian dari hadits itu, maka
dapat merujuk pada sumber-sumber yang ditunjukkan oleh kitab-kitab *
al-athraf* tadi untuk kemudian mengambil hadits secara lengkap.

*Metode Kedua, takhrij dengan mengetahui permulaan lafadh dari hadits*

Cara ini dapat dibantu dengan :

- Kitab-kitab yang berisi tentang hadits-hadits yang dikenal oleh orang
banyak, misalnya : *Ad-Durarul-Muntatsirah
fil-Ahaaditsil-Musytaharah*karya As-Suyuthi;
*Al-Laali Al-Mantsuurah fil-Ahaaditsl-Masyhurah* karya Ibnu Hajar;
*Al-Maqashidul-Hasanah
fii Bayaani Katsiirin minal-Ahaaditsil-Musytahirah 'alal-Alsinah* karya
As-Sakhawi; *Tamyiizuth-Thayyibminal-Khabits fiimaa Yaduru 'ala
Alsinatin-Naas minal-Hadiits* karya Ibnu Ad-Dabi' Asy-Syaibani;
*Kasyful-Khafa
wa Muziilul-Ilbas 'amma Isytahara minal-Ahaadits 'ala
Alsinatin-Naas*karya Al-'Ajluni.
- Kitab-kitab hadits yang disusun berdasarkan urutan huruf kamus,
misalnya : *Al-Jami'ush-Shaghiir minal-Ahaaditsil-Basyir An-Nadzir* karya
As-Suyuthi.
- Petunjuk-petunjuk dan indeks yang disusun para ulama untuk kitab-kitab
tertentu, misalnya : *Miftah Ash-Shahihain* karya At-Tauqadi; *Miftah
At-Tartiibi li Ahaaditsi Tarikh Al-Khathib* karya Sayyid Ahmad
Al-Ghumari; *Al-Bughiyyah fii Tartibi Ahaaditsi Shahih Muslim* karya
Muhammad Fuad Abdul-Baqi; *Miftah Muwaththa' Malik* karya Muhammad Fuad
Abdul-Baqi.

*Metode Ketiga, takhrij dengan cara mengetahui kata yang jarang
penggunaannya oleh orang dari bagian mana saja dari matan hadits*

Metode ini dapat dibantu dengan kitab *Al-Mu'jam Al-Mufahras li
Alfaadzil-Hadits An-Nabawi*, berisi sembilan kitab yang paling terkenal
diantara kitab-kitab hadits, yaitu : *Kutubus-Sittah, Muwaththa'* Imam
Malik, Musnad Ahmad, dan Musnad Ad-Darimi. Kitab ini disusun oleh seorang
orientalis, yaitu Dr. Vensink (meninggal 1939 M), seorang guru bahasa Arab
di Universitas Leiden Belanda; dan ikut dalam menyebarkan dan mengedarkannya
kitab ini adalah Muhammad Fuad Abdul-Baqi.

*Metode Keempat, takhrij dengan cara mengetahui tema pembahasan hadits*

Jika telah diketahui tema dan objek pembahasan hadits, maka bisa dibantu
dalam *takhrij*-nya dengan karya-karya hadits yang disusun berdasarkan
bab-bab dan judul-judul. Cara ini banyak dibantu dengan kitab *Miftah Kunuz
As-Sunnah* yang berisi daftar isi hadits yang disusun berdasarkan
judul-judul pembahasan. Kitab ini disusun oleh seorang orientalis
berkebangsaan Belanda yang bernama Dr. Arinjan Vensink juga. Kitab ini
mencakup daftar isi untuk 14 kitab hadits yang terkenal, yaitu :

- Shahih Bukhari
- Shahih Muslim
- Sunan Abu Dawud
- Jami' At-Tirmidzi
- Sunan An-Nasa'i
- Sunan Ibnu Majah
- Muwaththa' Malik
- Musnad Ahmad
- Musnad Abu Dawud Ath-Thayalisi
- Sunan Ad-Darimi
- Musnad Zaid bin 'Ali
- Sirah Ibnu Hisyam
- Maghazi Al-Waqidi
- Thabaqat Ibnu Sa'ad

Dalam menyusun kitab ini, penyusun (Dr. Vensink) menghabiskan waktunya
selama 10 tahun, kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Arab dan diedarkan
oleh Muhammad Fuad Abdul-Baqi yang menghabiskan waktu untuk itu selama 4
tahun.

Lebih Lanjut bisa di baca disini dalam bentuk pdf, *Mengenal Kitab dan Cara
Mentakhrij Hadist*
(1)
| (2)
| (3
)

*STUDI SANAD HADITS*

Yang dimaksudkan dengan studi sanad hadits adalah mempelajari mata rantai
para perawi yang ada dalam sanad hadits. Yaitu dengan menitikberatkan pada
mengetahui biografi, kuat lemahnya hafalan serta penyebabnya, mengetahui
apakah mata rantai sanad antara seorang perawi dengan yang lain bersambung
atau terputus, dengan mengetahui waktu lahir dan wafat mereka, dan
mengetahui segala sesuatu yang berkaitan dengan *Al-Jarh wat-Ta'dil*.

Setelah mempelajari semua unsur yang tersebut di atas, kemudian kita dapat
memberikan hukum kepada sanad hadits. Seperti mengatakan,"Sanad hadits ini
shahih, Sanad hadits ini lemah, atau Sanad hadits ini dusta". Ini terkait
dengan memberikan hukum kepada sanad hadits.

Sedangkan dalam memberikan hukum kepada matan hadits, disamping melihat
semua unsur yang tersebut di atas, kita harus melihat unsur-unsur yang lain.
Seperti meneliti lebih jauh matannya untuk mengetahui apakah isinya
bertentangan dengan riwayat perawi yang lebih terpercaya atau tidak. Dan
apakah di dalamnya terdapat *illat* yang dapat menjadikannya tertolak atau
tidak. Kemudian setelah itu kita memberikan hukum kepada matan tersebut.
Seperti dengan mengatakan : "Hadits ini shahih" atau "Hadits ini dla'if".
Memberikan hukum kepada matan hadits lebih sulit daripada memberikan hukum
kepada sanad. Tidak ada yang mampu melakukannya kecuali yang ahli dalam
bidang ini dan sudah menjalaninya dalam kurun waktu yang lama.

Dalam studi sanad ini, buku-buku yang dapat digunakan untuk membantu adalah
buku-buku yang membahas tentang *Al-Jarh wat-Ta'dil* serta biografi para
perawi.

Sumber :Ditulis oleh Abu Al Jauzaa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar